PERUSAHAAN Bioteknologi Jerman CureVac siap melakukan uji klinis untuk vaksin Covid-19 generasi kedua. Ini akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
Badan Regulasi Pembuat Vaksin Jerman Paul Ehrlich Institut (PEI) membenarkan rencana tersebut.
Sebelumnya, CureVac telah menerbitkan hasil data yang menunjukkan bahwa suntikan vaksin CV2CoV, menghasilkan antibodi penetralisir pada monyet yang sebanding dengan yang diproduksi oleh vaksin yang disetujui Pfizer. Kemanjurannya juga lebih besar dari vaksin generasi pertama.
“Lonjakan antibodi dan sel kekebalan serupa dengan yang diamati setelah infeksi terlihat nyata seperti SARS-CoV-2, yaitu virus corona yang menyebabkan Covid-19,” kata GSK.L dan CureVac, seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA).
Oktober lalu, CureVac telah melakukan uji coba pada vaksin Covid-19 generasi pertama yaitu CVnCoV untuk fokus berkolaborasi dengan GSK untuk mengembangkan teknologi vaksin mRNA yang lebih baik.
Menurut laporan, CureVac memutuskan untuk menarik permohonan persetujuan dari European Medicines Agency untuk CVnCoV setelah hasil uji coba tahap akhir menunjukkan hanya 47 persen kemanjuran.
Setelah penghentian, perjanjian yang ditandatangani CureVac untuk menjual suntikan ke Uni Eropa juga berakhir. Perusahaan mengatakan mereka berharap tidak perlu membayar kembali 450 juta Euro atau sekitar Rp7,2 triliun yang diterima yang telah digunakan untuk pengembangan vaksin.
Perusahaan Jerman termasuk bagian dari perlombaan global mencari vaksin ampuh untuk virus corona jenis baru SARS-CoV-2. Para ilmuwan dari Imperial College London awal pekan ini mengumumkan, siap menguji klinis potensi vaksin kepada sekitar 300 relawan.
Baca juga: Perhatikan Hal Ini Sebelum dan Sesudah Vaksin Covid-19
Pendanaan uji klinis diperoleh dari pemerintah Inggris dan sumbangan dermawan. Saat ini di seluruh dunia ada sekitar 100 potensi vaksin virus corona yang sedang diteliti dan dikembangkan.
(DRM)