Karena bapak tak bisa melihat bapak sering kali ditipu orang, padahal bapak sangat butuh uang itu, kasian anak istri bapak dirumah kelaparan.
Namanya Pak Riduan (56), seorang tunanetra penjual kerupuk, dan sang Istri bernama Rukiah (47) beliau mempunyai dua orang anak yang masih sekolah.
Sedih Pak Riduan rasakan ketika sang istri terkena stroke 2 tahun yang lalu setengah badannya tak bisa digerakan, oleh sebab itu pak Riduan harus mencari nafkah dan merawat sang istri.
Sudah 2 tahun lamanya Pak Riduan merawat sang istri, ia belum pernah sama sekali membawa sang istri berobat karena untuk biaya makan saja masih sangat kekurangan.
Setiap hari pak Riduan berkeliling 7-8 KM julalan kerupuk, namun sayang kadang jualan bapak tak ada yang membeli satupun padahal bapak sudah julan sampai larut malam.
Pak Riduan mengambil kerupuk itu dari koperasi Pertuni Medan (Persatuan Tunanetra Indonesia) dari koperasi pertuni pak riduan mengambil kerupuk satu hari nya sebanyak 60 bungkus dan dijual seharga 10.000/bungkus
Belum lagi Pak Riduan harus membayar uang sewa rumahnya pertahun 4.300.000-, bulan 12 tahun 2021 ini akan habis, dan Pak Riduan beserta keluarga bingung harus pindah kemana lagi jika uang sewa belum terkumpulkan dan uang SPP anaknya sebesar 340.000/bulan, dan saat ini sudah menunggak 5 bulan terpaksa sang anak tidak bisa ujian.