Nasib Sarwendah dan Ruben Onsu berobat di Singapura belum lama ini diceritakan kedua pasangan selebriti tersebut.
Sama-sama mengidap penyakit, Sarwendah dan Ruben Onsu ternyata tidak bisa berada di satu rumah sakit yang sama.
Bahkan Sarwendah dan Ruben Onsu tidak bisa saling menguatkan karena jadwal periksa yang berbeda.
Lebih menyedihkan lagi, penyakit Sarwendah yang bersarang di batang otak ternyata sudah semakin parah.
Demi pengobatan itu, Ruben Onsu dan Sarwendah pun sudah mengambil cuti dari pekerjaannya.
“Di minggu ketiga (Juli) saya sudah mulai cuti, berobat,” ujar Ruben Onsu ditemui di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (9/7/2022) dikutip dari Grid.id.
Lebih lanjut, Ruben Onsu menjelaskan pengobatan yang harus dijalani terpisah dengan Sarwendah.
“Sedikit surprise juga, ternyata selama di sana saya tidak bisa satu rumah sakit,” kata Ruben Onsu.
“Wendah dimana, saya dimana,” imbuhnya.
Alhasil, Ruben Onsu dan Sarwendah tak bisa saling menemani satu sama lain akibat jadwal pengobatan yang sama.
“Tapi karena sudah dapat tanggal yang sama, dan ada teman yang mengurus, jadi dia bantu atur semua,” terang Ruben Onsu.
Bahkan, Sarwendah dan Ruben Onsu berangkat ke Singapura secara terpisah.
Hal tersebut karena Sarwendah menyesuaikan jadwal dokter yang menanganinya.
“Dia (Sarwendah) malah berangkat duluan,” kata Ruben Onsu.
“Soalnya dokternya ada yang enggak bisa,” terang Sarwendah.
Sarwendah diketahui mengalami masalah kesehatan di batang otaknya.
Bahkan, penyakit yang diderita Sarwendah disebut Ruben Onsu sudah mengakar.
“Jadi memang ada salah satu satu dokter spesialis yang khusus, kalau Wendah ini di bagian otaknya memang lumayan ngakar ya,” kata Ruben Onsu.
Sarwendah pun menjelaskan keluhan apa yang dia rasakan terkait penyakit yang ada di batang otaknya.
“Kalau aku sih migrain, jadi aku benar-benar pusing yang enggak berhenti-henti sampai enggak bisa tidur,” kata Sarwendah.
“Dan ini tuh berhari-hari enggak hilang,” lanjutnya.
Ruben Onsu dan Sarwendah pun harus bolak-balik rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya.
“Jadi kita mencari solusi kenapa akhirnya kita bolak-balik karena yang mau dicek ini dulu, nanti nunggu hasilnya juga kita keluar dulu, jadi masuk lagi misalnya,” terang Sarwendah.
“Dari pada kita terus-terusan di rumah sakit apalagi orang yang suka beraktifitas enggak mungkin ya, apalagi takutnya stres di situ kelamaan,” tutup Sarwendah.
Seperti diketahui, belum lama ini, Sarwendah dan Ruben Onsu dikabarkan bergantian masuk rumah sakit.
Sarwendah disebut mengidap penyakit langka di bagian batang otaknya sedangkan Ruben Onsu divonis kena lesi otak.
Dari hasil pemindaian otak alias MRI ternyata terdapat bintik hitam yang diduga merupakan lesi otak.
Lesi otak itu membuat Ruben Onsu membutuhkan lebih banyak darah sehingga harus menerima donor.
Suami Sarwendah menganalogikan bercak di bagian kepala tersebut seperti penghisap darah yang harus rutin diperiksa berkala setiap tiga minggu.
“Sebelumnya aku ada MRI, emang ada beberapa yang harus ditelaah lebih jauh”
“Ada bintik-bintik di bagian otak yang katanya otak kalau sama darah serakah. Kalau masuk darah, nyerapnya lebih banyak”
“Jadi kalah sama yang ada di tubuh. Jadi lebih banyak keserap di otak,” ungkap Ruben di acara Brownis pada Senin (27/6/2022).
Untuk menyelamatkan kondisinya, Ruben Onsu menjelaskan butuh transfusi sebanyak 7 kantong darah dalam kurun waktu beberapa jam.
“Pas kemaren itu ya darahnya berkurang lagi, kemarin total nambah darah itu 7 kantong,” papar Ruben Onsu di acara “Ketawa itu Berkah” tayang Selasa (28/6/2022).
Meski beberapa kali harus dibawa ke rumah sakit, Ruben Onsu mengaku sampai kini tak merasakan sakit apapun pada bagian tubuhnya.
Mengutip WebMD, lesi adalah area jaringan yang telah rusak karena cedera atau penyakit jadi, lesi otak adalah area cedera atau penyakit di dalam otak.
Walaupun definisinya terdengar sederhana, memahami lesi otak bisa jadi rumit karena ada banyak jenisnya.
Lesi otak dapat berkuran kecil hingga besar, dari sedikit hingga banyak, dari yang relatif tidak berbahaya hingga mengancam jiwa.
Lesi otak dapat disebabkan oleh cedera, infeksi, dan paparan bahan kimia tertentu.
Penyakit ini juga bisa karena terdapat masalah dengan sistem kekebalan tubuh.
Gejala Lesi Otak bervariasi tergantung pada jenis, lokasi, dan ukuran lesi.
Gejala umum untuk beberapa jenis Lesi Otak, diantaranya:
Sakit kepala
Sakit leher atau kaku
Mual, muntah, dan kurang nafsu makan
Perubahan penglihatan atau sakit mata
Perubahan suasana hati, kepribadian, perilaku, kemampuan mental, dan konsentrasi
Kehilangan memori atau kebingungan
Kejang
Demam
Kesulitan bergerak.
Dikutip dari CleveClinic, perawatan Lesi Otak bervariasi pada setiap kasus individu tergantung pada jenis, lokasi, dan penyebabnya.
Hal pentingnya adalah bahwa pemeriksaan menyeluruh diselesaikan oleh dokter untuk mengembangkan rencana perawatan yang tepat.
Pilihan pengobatan tergantung pada jenis lesi dan tingkat keparahan gejala.
Biasanya obat-obatan dapat digunakan untuk mengobati penyebab yang mendasarinya.
Pembedahan dapat menjadi pilihan dalam beberapa kasus, seperti ketika lesi disebabkan oleh tumor otak.
Terkadang, lesi dan gejala tidak membaik bahkan setelah diagnosis yang tepat dan pengobatan yang tepat dan tujuannya adalah untuk mengelola gejala.
(Tribunnews|Yurika Nendri/Grid.id|Hana Futari)