SAAT ini pemerintah telah membolehkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi anak sekolah meski secara terbatas. Ini membuat anak-anak melaksanakan pembelajaran hybrid learning alias PTM dan daring sekaligus.
Guna membantu kegiatan belajar dan mengajar secara hybrid maka siswa hingga pengajar membutuhkan pengetahuan dan fasilitas untuk mempermudah kegiatan belajar mengajar secara hybrid.
Kepala SMAN 1 Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat Rahmat Kusnadi menuturkan, dengan adanya dukungan pelatihan dan pendampingan berkala untuk menerapkan hybrid learning memudahkan para siswa maupun pengajar.
“Kini sekolah dapat dengan mudah memantau aktivitas mengajar guru dan belajar siswa. Kami juga melihat adanya peningkatan kemampuan teknologi bapak dan ibu guru,” terangnya.
Penerapan hybrid learning di berbagai tingkatan pendidikan dapat berpotensi meningkatkan akses sekaligus menjadi solusi pendidikan di masa PTM terbatas.
Seperti diketahui, pemerintah melalui SKB 4 Menteri yang ditetapkan bulan Maret 2021 yang lalu mendorong seluruh satuan pendidikan untuk melaksanakan PTM terbatas tentunya tetap sesuai dengan standar protokol kesehatan.
Sementara itu, Business Strategy and Growth Senior Manager Quipper Indonesia, Ruth Ayu Hapsari mengatakan, tren belajar daring terus berkembang hingga sekarang. Dengan membaiknya keadaan pandemi yang memungkinkan semakin banyak sekolah dapat melakukan PTM.
“Sekolah dapat mengimplementasikan model hybrid learning sebagai solusi untuk menunjang kegiatan PTM secara optimal,” katanya.
Baca juga: Anak Sulit Konsentrasi saat Sekolah Online? Coba Ajari dengan 4 Tips Ini
Ia melanjutkan, bahwa ada kemungkinan pembelajaran campuran atau hybrid learning tidak hanya relevan pada saat PTM terbatas berlangsung, akan tetapi dapat menjadi bagian dari ekosistem pendidikan di masa yang akan datang.
(DRM)